
Disporabudpar Kota Magelang
(0293) 360822

Seni Tari

1. Tari Topeng Ireng
Tari Topeng Ireng termasuk tari kreasi baru dan seringkali dikenal dengan nama Dayakan. Kostum tarian ini mengadaptasi konsep dari pakaian suku Indian dan suku Dayak, namun lebih tertutup. Berdasarkan cerita rakyat, tarian ini berkembang di tengah-tengah masyarakat lereng Merapi dan Merbabu sejak zaman penjajahan Belanda. Tarian ini sebagai wujud pertunjukan seni tradisional yang memadukan syiar agama Islam dan ilmu beladiri atau pencaksilat. Tak heran, Topeng Ireng selalu diiringi dengan musik yang rancak dan lagu dengan syair Islami. Selain sebagai syiar agama Islam, pertunjukan Topeng Ireng juga menggambarkan kehidupan masyarakat di lereng Merapi dan Merbabu. Pertunjukan ini seringkali ditemui pada acara-acara kesenian rakyat.

2. Tari Kuntulan
Kuntulan merupakan kesenian asli Magelang peninggalan Sunan Kalijaga sebagai media penyebaran agama Islam. Oleh karena itu, kostum dari tari kuntulan ini mirip para wali, berpakaian serba putih dan memakai sorban. Dapat dikatakan bahwa tari kuntulan merupakan penghalusan dari gerakan beladiri, dan warna serba putih dari kostum penarinya adalah warna dari bulu burung kuntul.

3. Tari Kuda Lumping
Tari kuda lumping seringkali disebut dengan istilah jaranan, jathilan, atau jaran kepang. Tarian tradisional ini menggunakan properti berupa kuda tiruan yang terbuat dari bambu yang dianyam kemudian dicat dsehingga benar-benar menyerupai kuda. Tari kuda lumping menggambarkan kisah perjuangan Raden Patah yang dibantu oleh Sunan Kalijaga dalam melawan penjajah Belanda. Ada pula yang menyebutkan bahwa tarian ini mengisahkan tentang latihan perang pasukan Mataram yang dipimpin Sultan Hamengku Buwono I (Raja Mataram) untuk menghadapi pasukan Belanda.
